Jumat, 02 Januari 2015

opini mahasiswa : "Jogjakarta belum memenuhi standart kota wisata"



            
 Jika anda berada di suatu tempat yang penduduk nya ramah dan berlimpah makanan nikmat dengan harga murah berarti anda sedang berada di kota Jogjakarta

            Kalimat tersbut sudah cukup menjelaskan bahwa kota Jogjakarta merupakan kota wisata yang menduduki peringkat ke dua setelah Bali di Indonesia. Memiliki objek wisata yang sangat beragam menjadikan kota ini tidak pernah sepi pengunjung. Kota yang di dalam nya terdapat banyak budaya yang dapat hidup berdampingan ini memang selalu menjadi pengisi daftar liburan masyarakat lokal maupun manca Negara. Menjadi kota yang selalu di kunjungi wisatawan setiap saat, kota ini masih memiliki beberapa pekerjaan rumah untuk berbenah diri.
            Kota wisata yang menawarkan banyak pilihan wisata ini dapat di sebut sebagai surga nya para wisatawan. Objek wisata yang di tawarkan kota ini terdapat beberap macam seperti wisata belanja murah meriah hingga mahal dan berkelas, wisata kuliner dari pagi hari sampai tengah malam, wisata alam dari pegunungan hingga laut, dan wisata edukasi dari bangunan bersejarah, museum, hingga wahana pendidikan. Wisatawan dapat dengan bebas memilih tujuan wisata mereka sesuai dengan yang mereka inginkan. Kota wisata tidak hanya dapat di nilai dari objek wisatanya saja tetapi juga harus memperhitungkan lahan parkir, hotel, dan juga transportasi umum yang menunjang para wisatawan. Jogjakarta dapat di kategorikan kurang mampu menyandang kota wisata jika di perhatikan dari beberapa aspek tersebut.
Lahan parkir yang sangat sulit di setiap objek wisata perlu sekali menjadi perhatian pemerintah Jogjakarta. Memasuki musim liburan, jumlah wisatawan dapat melunjak dua bahkan tiga kali lipat dari hari biasa. Kebutuhan akan lahan parkir juga tentu saja juga meningkat. Bayangkan jika ingin ke malioboro saja wisatawan harus menempuh jarak kurang lebih 2 km karena parkir bis yang tersedia cukup jauh dari malioboro. Hal ini jelas sekali mengganggu kenyamanan wisatawan. Belum sampai objek wisata sudah lelah terlebih dahulu. Parkir pada bahu jalan, hal ini jelas sangat mengganggu kelancaran lalulintas menuju lokasi wisata dan dapat menimbulkan kemacetan. Selain jarak lahan parkir yang jauh, tarif yang di berikan tanpa pengawasan pihak berwenang juga cukup mengganggu. Tarif yang di berikan tidak masuk akal, seperti tarif parkir di jalan mangkubumi (samping PLN) mobil di kenakan tarif Rp.30.000. jelas saja itu dari aturan yang sudah tertera jika tarif parkir mobil hanya kisaran Rp.2000 hingga Rp.3000. hal ini jelas sekali menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah kota Jogjakarta untuk meningkatkan kenyamanan dan kesan baik di mata wisatawan.
Pembangunan hotel yang cukup marak masih di nilai kurang cukup menampung wisatawan yang berkunjung di kota ini. wisatawan biasanya lebih memilih hotel dengan standart kelas melati hingga bintang 3 saja. hal ini di karenakan lebih hemat biaya dan biasanya wisatawan juga jarang tinggal di dalam hotel sehingga percuma jika memilih hotel dengan segala fasilitas. Pembangunan hotel yang dilakukan di kota ini justru semakin marak adalah hotel dengan bintang 3 atau lebih dengan segala fasilitas tetapi jauh dari objek wisata. Hal ini mengakibatkan wisatawan sering kehabisan penginapan dengan harga ekonomis.
Transportasi umum yang cukup memadahi dan juga terdapat dalam jumlah yang banyak juga dapat membantu wisatawan betah berada di kota Jogjakarta. Jogjakarta memang sudah memiliki banyak armada taksi, banyak armada bus kota baik dari koperasi angkutan umum hingga transjogja dan juga memiliki banyak transportasi tradisional. Hal ini dapat di nilai masih sangat kurang untuk memenuhi lonjakan wisatawan saat musim liburan. Seperti saat libur sekolah bersamaan dengan libur natal dan pergantian tahun trans Jogja yang biasa nya dapat di prediksikan setiap lima belas menit sampai di shalter tertentu, saat liburan trans Jogja dapat telat hingga satu jam antar armada yang ada. Hal ini menyebabkan penumpukan penumpang di shalter menunggu bus dan sering terjadi saat armada melalui shalter tersebut sudah dalam keadaan full dan tidak dapat mengangkut lagi penumpang.
Becak dan andong yang memasang tarif sangat tinggi. Permasalahan ini jelas sudah menjadi rahasia umum lagi. saat musim liburan seperti saat ini, becak dan andong memasang tarif yang sangat tinggi bagi para wisatawan. Hal ini jelas dapat merugikan wisatawan dan menjadikan wisatawan kapok untuk berkunjung lagi di ke Jogjakarta.
“Kapok saya disini, baru juga duduk di atas becak dan tukang becak nya bilang sudah sampai. Padahal saya bayar Rp.30.000 ternyata jarak nya hanya dekat” ini merupakan komentar dari wisatawan asal jakarta tentang tarif becak yang luar biasa mahal dan tidak masuk akal. Jika di hari biasa dan menggunakan logat khas Jogjakarta uang Rp.30.000 bisa di gunakan untuk menaiki becak dari Jalan Dagen hingga kisaran jarak 5km. Jelas sekali hal ini dapat memberikan kesan buruk bagi wisatawan tentang liburan nya di Jogja.
Tranportasi menuju objek wisata ternama sangat kekurangan armada. transJogja merupakan satu-satu nya bus umum yang dapat dengan mudah mencapai candi prambanan dengan menggunakan satu bis saja dari malioboro. Hal ini jelas selalu menjadikan jalur ini penuh penumpang. Dengan jumalh armada yang sedikit hal ini cukup membuat wisatawan sedikit kecewa karena harus menunggu lama dan belum tentu mendapat tempat duduk untuk perjalanan nya. Selain menuju prambanan, transportasi umum menuju pantai di daerah bantul juga sangat terbatas. Tidak hanya armada nya tetapi juga waktu nya, jurusan Jogja-parangtritris hanya melayani penumpang hingga pukul 17:00 WIB saja jika lebih resiko penumpang di turunkan sebelum tujuan nya. dan tidak terdapat transportasi menuju pantai di kawasan wonosari dan sekitar nya juga menghambat wisatawan yang datang tanpa transportasi pribadi.
Menjadi kota wisata yang selalu masuk dalam daftar liburan masyarakat lokal maupun manca negara seharusnya Jogjakarta berbenah diri kembali tentang beberapa hal yang sudah saya contohkan. Mengingat bahwa hanya memiliki objek wisata beragam saja tetapi tidak memiliki fasilitas mendukung itu tidak akan cukup untuk menarik wisatawan datang untuk ke dua kali nya ke kota ini. jadikan kota ini terus nyaman bagi wisatawan dan dapat mengajak wisatawan untuk datang lagi, lagi, dan lagi karena Jogjakarta ISTIMEWA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar