Sabtu, 10 Januari 2015

(Dipaksa) Menjadi Penulis




            Menulis memang merupakan pekerjaan yang pada awal nya terlihat sangat mudah namun akan sangat sulit ketika memulai nya. menjadi seorang penulis terkadang tidak akan terbesit di pikiran kita yang memang tidak memiliki minat di dalam bidang yang harus memiliki berjuta kosa kata ini. untuk menjadi penulis yang hebat asupan terbaik dan satu-satu nya hanyalah membaca dan membaca merupakan halyang sangat membosankan untuk ku.
            Pada awal petualangan, menulis hal apa saja sesuka hati kita merupakan langkah awal yang dapat di nilai ini cukup mudah untuk di lakukan. Pada kenyataan nya tahap ini juga sudah cukup menguras tenaga dan pikiran. Seperti yang di takut kan oleh para penulis di awal ceritanya “Harus aku mulai dari mana ?”. Penulis awam atau yang bisa di bilang sebagai penulis pemula memilih kalimat pertama merupakan hal sangat sulit karena tulisan akan di nilai menarik atau tidak terdapat pada kalimat-kalimat pembuka. Sama seperti yang terjadi dengan ku, selalu bingung akan memulai dengan kalimat apa. Sampai pada akhirnya kini sudah terbentuk gaya menulisku, ccukup ringan untuk di baca dan selalu mencintai karya fiksi yang menggunakan bahasa imbuhan untuk membangun imajinasi pembaca.
            Tidak akan habisnya, iya itulah petualangan. Setelah di nilai mampu menulis karya ilmu pengetahuan modern seperti tips dan trik yang di kemas secara menarik dan mampu menciptakan berjibun karya fiksi, datang tantangan berikutnya MENULIS KARYA SOSOK atau Biografi. Ini merupakan hal baru bagi ku, jelas tahu cara menulis sosok saja tidak bagaiaman akan menulis. Saat melihat beberapa contoh  tulisan sosok karya Pepih Nugraha, lumayan pusing dan butuh banyak nyali untuk menulisnya. Ini bukan genre menulisku, karena kalimat yang di gunakan adalah kalimat-kalimat formal tetapi harus mampu terlihat ringan dan enak di baca. Dan akhirnya dalam waktu 3 jam jungkir jempalit terciptalah karya sosok (link). Ini pengalaman pertama yang membuatku lompat genre sangat jauh.
            Tidak selesai pada tantangan sosok saja tapi masih ada 6 postingan yang melawan genre ringan dengan bahasa semi fiksi ku ini. oke tantangan ini bukan lagi penawaran yang dapat di pilih mau atau tidak, tetapi hal ini wajib di lakukan. Waktu yang di berikan memang cukup lama tetapi hal ini lagi-lagi berhasil membuatku jungkir jempalitan setiap kali mengerjakan. Menulis dengan kalimat-kalimat formal, kalimat yang banyak menyajikan fakta tetapi harus tetap ringan, informatif, dan yang pasti singkat. Oke ini cukup bikin aku berdiam diri di dalam kamar selama berjam-jam hanya untuk menuliskan satu karya. Jika aku harus menulis karya pengetahuan ringan atau karya fiksi mungkin dalam waktu 3 jam sudah dapat 2 karya ini satu karya pun belum maksimal.
            Setelah kurang lebih 3 bulan dengan serentetan daftar postingan yang wajib di lakukan ini, akhir nya kini kami mahasiswi MK (PR) 5 sudah siap dan dapat di bilang sebagai penulis. Iya walaupun dalam hal ini harus di paksa terlebih dahulu dan di berikan banyak asupan contoh, kini sudah kurang lebih 240 postingan sudah berhasil di ciptakan oleh 12 mahasiswi MK(PR)5.
Terimakasi ibu Ismawati Retno yang sudah dengan sabar membimbing dan terus memaksa kami untuk mampu menjadi penulis di berbagai genre, seperti yang ibu bilang “Cara menjadi penulis terbaik adalah dengan cara di paksa” dengan begini kami sekarang mampu dan percaya diri dengan tulisan yang kami ciptakan. Terimakasih Ibu 
challenge accepted

4 komentar:

  1. korban ibu Isma kak??
    haha
    cek blog ku juga riyonistic.blogspot.com :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha bukan korban lah, tapi emang doyan nulis sebelumnya :D
      bersyukur loh kamu dari smt 4 udha di kenalin nulis, klo kayak angkatan ku keteteran bgt nulis" nya

      Hapus
    2. haha,,
      tunggu aku di PR insyaallah :)

      Hapus
    3. sip sip ajakin temen temen juga biar pada milih PR :D

      Hapus