Peleton
Inti (TONTI) selalu identik dengan yang nama nya DISIPLIN tinggi. Menjadi anggota
TONTI berarti harus siap di didik untuk menjadi generasi Disiplin tinggi dan
cinta Tanah Air. Kegiatan yang di jalan
kan anggota TONTI selalu berhubungan dengan kedisiplinan dan selalu di tanam
kan rasa cinta tanah air. Semua orang tahu bahwa TONTI memang lah suatu
kegiatan esktra pilihan di beberapa sekolah yang memiliki gengsi yang cukup
tinggi. Jika seseorang ingin bergabung di dalam Pasukan Pengibaran Bendera
Pusaka (PASKIBRAKA), Tonti lah satu-satu nya ekstra yang dapat mengantarkan
mereka meraih keingininan menjadi Paskibraka.
Kedisplinan
tinggi dalam barisan menjadikan tonti identik dengan banyak nya hukuman di
setiap latihan nya. hukuman dalam tonti ini selalu beralasan untuk mempertegas
pasukan atau menjadikan pasukan lebih disiplin. Pendapat yang kurang tepat jika
di terpakan kepada remaja saat ini. mengingat remaja saat ini semakin di kerasi
atau banyak di hukum mereka semakin malas untuk mengikuti kegiatan ini. sebagai
contoh saya sempat melatih di beberapa sekolah yang kekurangan anggota tonti
nya. setiap saya datang dan menanyakan “ Kenapa teman-teman nya peda keluar”
alasan mereka selalu sama “ Terlalu banyak di hukum kak. Ketahuan orang tua
mereka lalu tidak dapat ijin untuk mengikuti tonti lagi”. Dapat kita simpulkan
bahwa hukuman sudah tidak lagi mempan di tujukan kepada anggota tonti jaman
sekarang.
Belajar
dari pengalaman ini, tercetuslah pola latihan baru yang di nilai lebih efektif
yaitu tidak terlalu banyak menghukum tetapi menjadikan lathihan ini menjadi
penuh tanggung jawab dari anggota. Setiap kesalahan yang di lakukan anggota
cukup di tegur dan di ingatkan berulang kali. Lebih sering mengajak ngobrol
pasukan dan mengoreksi kesalahan mereka dengan sabar jauh lebh bermafaat di
bandingkan dengan langsung menghukum mereka. Selain itu hukuman diringkas di
akhir latihan. Tidak perlu banyak mungkin cukup satu seri (sepuluh kali
melakukan gerakan). Hal ini bertujuan agar anggota tidak menguraas tenaga saat sedang
latihan.
Berikan
rasa tanggung jawab penuh pada anggota untuk tetap berada di TONTI dan mau
menjadi lebih baik. Hal ini dapat menanamkan rasa cinta anggota kepada tonti. Tanpa
di paksa dan diminta hadir mereka dengan sadar langsung berkumpul untuk
latihan. Selalu memberi pujian dan selalu mengucapkan terimakasih di akhir
latihan yang di laksanakan. Memberi pujian atas kemajuan di setiap latihan nya
dapat menjadikan anggota tonti semakin semangat untuk lebih baik dari latihan
sebelum nya. selain itu memuji juga
berarti kita menghargai kehadiran mereka hari itu. Semakin mereka merasa di
harga semakin mereka akan cinta kepada tonti dan menjadikan mereka enggan
meninggalkan tonti. Mengucapkan terimaksih di setelah latihan cukup menjadikan
anggota merasa di anggap hadir di situ dan menjadikan mereka lebih merasa dekat
dengan kita karena setiap hal yang mereka lalui kita selalui hargai mereka. Memberi
pengertian kepada anggota untuk menghargai siapapun yang sedang berbicara di
depan mereka. menghargai orang yang sedang berbicara di depan cukup menjadikan
mereka anggota yang memperhatikan apapun yang di sampaikan pemateri.
Semua
hal di atas sudah saya terapkan hampir satu tahun ini di SMP Muhammadiyah 1.
PASTAMA, nama dari pasukan tonti yang ada di sana. Pertama kali saya datang
kesana, anggota tonti tidak pernah lebih dari 5 trio atau 15 orang plus satu
komandan. Sungguh keadaan yang sangat kritis dalam organisasi ini. iya mereka
semua keluar dengan alasan hukuman. Sebagai pelatih baru saya mendapat wejangan
agar tidak terlalu banyak menghukum mereka seperti pelatih sebelum nya. Belajar
dari sini saya mulai mencari pola melatih baru. Disiplin tanpa menghukum, dan
metode ini cukup di bilang berhasil dalam mengumpulkan anggota pastama kembali.
Memang
sempat terjadi beberapa konflik antara anggota terdahulu yang sering di hukum
dengan anggota yang saat ini tidak pernah di hukum. Anggota lama merasa yang
sekarang terlalu di manja saat latihan. Tapi hal ini cukup dapat di lihat
perbedaan nya. saat saya gabungkan anggota ang sering latihan tanpa di hukum tapi penuh dengan
disiplin tinggi dengan anggota lama yang selalu di hhukum di setiap latihan nya.
anggota baru cukup disiplin diam di dalam pasukan, gerakan satu pasukan kompak,
menghargai komandan atau pelatih saat berbicara di depan. Anngota lama lumayan
banyak mengobrol dalam pasukan, tidak memiliki kekompakan di dalam satu
pasukan, dan saat komandan memberi materi mereka ikut berbicara sendiri didalam
pasukan. Selain itu di kelas saat pelajaran berlangsung mereka juga jauh lebih
konsentrasi dan memperhatikan guru. Dan hal ini juga yang mendapat perhatian
dan pujian khusus dari pihak guru di SMP Muhammadiyah 1.
Dari
beberapa fakta di atas dapat di simpulkan bahwa tidak perlu menghukum untuk
mendapat pasukan yang kompak dan disiplin. Cukup dengan di tegur dan di
jelaskan kembali bagaimana gerakan yang benar. Dari anggota tonti yang hanya 15
orang ini kini PASTAMA dapat menurunkan tiga peleton penuh ( satu pasukan putra
dan dua pasukan putri) sungguh peningkatan anggota yang cukup pesat. sekarang
tinggal mempertahankan kekompakan mereka agar tidak terjadi hal yang sama lagi.
dan yang pasti menurukan cara melatih ini kepada pelatih berikut nya agar tidak
terjadi lagi pastama yang kekurangan anggota.
Disiplin bukan melulu soal salah harus mendapat hukuman, tetapi
bagaimana seseorang dapat sadar sikap apa yang harus mereka lakukan saat mereka
berada dalam situasi tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar