Minggu, 23 November 2014

Pengalaman Pribadi: "Dispilin Tidak Berarti “Menghukum”




                Peleton Inti (TONTI) selalu identik dengan yang nama nya DISIPLIN tinggi. Menjadi anggota TONTI berarti harus siap di didik untuk menjadi generasi Disiplin tinggi dan cinta Tanah Air. Kegiatan  yang di jalan kan anggota TONTI selalu berhubungan dengan kedisiplinan dan selalu di tanam kan rasa cinta tanah air. Semua orang tahu bahwa TONTI memang lah suatu kegiatan esktra pilihan di beberapa sekolah yang memiliki gengsi yang cukup tinggi. Jika seseorang ingin bergabung di dalam Pasukan Pengibaran Bendera Pusaka (PASKIBRAKA), Tonti lah satu-satu nya ekstra yang dapat mengantarkan mereka meraih keingininan menjadi Paskibraka.
                Kedisplinan tinggi dalam barisan menjadikan tonti identik dengan banyak nya hukuman di setiap latihan nya. hukuman dalam tonti ini selalu beralasan untuk mempertegas pasukan atau menjadikan pasukan lebih disiplin. Pendapat yang kurang tepat jika di terpakan kepada remaja saat ini. mengingat remaja saat ini semakin di kerasi atau banyak di hukum mereka semakin malas untuk mengikuti kegiatan ini. sebagai contoh saya sempat melatih di beberapa sekolah yang kekurangan anggota tonti nya. setiap saya datang dan menanyakan “ Kenapa teman-teman nya peda keluar” alasan mereka selalu sama “ Terlalu banyak di hukum kak. Ketahuan orang tua mereka lalu tidak dapat ijin untuk mengikuti tonti lagi”. Dapat kita simpulkan bahwa hukuman sudah tidak lagi mempan di tujukan kepada anggota tonti jaman sekarang.
                Belajar dari pengalaman ini, tercetuslah pola latihan baru yang di nilai lebih efektif yaitu tidak terlalu banyak menghukum tetapi menjadikan lathihan ini menjadi penuh tanggung jawab dari anggota. Setiap kesalahan yang di lakukan anggota cukup di tegur dan di ingatkan berulang kali. Lebih sering mengajak ngobrol pasukan dan mengoreksi kesalahan mereka dengan sabar jauh lebh bermafaat di bandingkan dengan langsung menghukum mereka. Selain itu hukuman diringkas di akhir latihan. Tidak perlu banyak mungkin cukup satu seri (sepuluh kali melakukan gerakan). Hal ini bertujuan agar anggota tidak menguraas tenaga saat sedang latihan.
                Berikan rasa tanggung jawab penuh pada anggota untuk tetap berada di TONTI dan mau menjadi lebih baik. Hal ini dapat menanamkan rasa cinta anggota kepada tonti. Tanpa di paksa dan diminta hadir mereka dengan sadar langsung berkumpul untuk latihan. Selalu memberi pujian dan selalu mengucapkan terimakasih di akhir latihan yang di laksanakan. Memberi pujian atas kemajuan di setiap latihan nya dapat menjadikan anggota tonti semakin semangat untuk lebih baik dari latihan sebelum nya. selain itu  memuji juga berarti kita menghargai kehadiran mereka hari itu. Semakin mereka merasa di harga semakin mereka akan cinta kepada tonti dan menjadikan mereka enggan meninggalkan tonti. Mengucapkan terimaksih di setelah latihan cukup menjadikan anggota merasa di anggap hadir di situ dan menjadikan mereka lebih merasa dekat dengan kita karena setiap hal yang mereka lalui kita selalui hargai mereka. Memberi pengertian kepada anggota untuk menghargai siapapun yang sedang berbicara di depan mereka. menghargai orang yang sedang berbicara di depan cukup menjadikan mereka anggota yang memperhatikan apapun yang di sampaikan pemateri.
                Semua hal di atas sudah saya terapkan hampir satu tahun ini di SMP Muhammadiyah 1. PASTAMA, nama dari pasukan tonti yang ada di sana. Pertama kali saya datang kesana, anggota tonti tidak pernah lebih dari 5 trio atau 15 orang plus satu komandan. Sungguh keadaan yang sangat kritis dalam organisasi ini. iya mereka semua keluar dengan alasan hukuman. Sebagai pelatih baru saya mendapat wejangan agar tidak terlalu banyak menghukum mereka seperti pelatih sebelum nya. Belajar dari sini saya mulai mencari pola melatih baru. Disiplin tanpa menghukum, dan metode ini cukup di bilang berhasil dalam mengumpulkan anggota pastama kembali.
                Memang sempat terjadi beberapa konflik antara anggota terdahulu yang sering di hukum dengan anggota yang saat ini tidak pernah di hukum. Anggota lama merasa yang sekarang terlalu di manja saat latihan. Tapi hal ini cukup dapat di lihat perbedaan nya. saat saya gabungkan anggota ang sering  latihan tanpa di hukum tapi penuh dengan disiplin tinggi dengan anggota lama yang selalu di hhukum di setiap latihan nya. anggota baru cukup disiplin diam di dalam pasukan, gerakan satu pasukan kompak, menghargai komandan atau pelatih saat berbicara di depan. Anngota lama lumayan banyak mengobrol dalam pasukan, tidak memiliki kekompakan di dalam satu pasukan, dan saat komandan memberi materi mereka ikut berbicara sendiri didalam pasukan. Selain itu di kelas saat pelajaran berlangsung mereka juga jauh lebih konsentrasi dan memperhatikan guru. Dan hal ini juga yang mendapat perhatian dan pujian khusus dari pihak guru di SMP Muhammadiyah 1.
                Dari beberapa fakta di atas dapat di simpulkan bahwa tidak perlu menghukum untuk mendapat pasukan yang kompak dan disiplin. Cukup dengan di tegur dan di jelaskan kembali bagaimana gerakan yang benar. Dari anggota tonti yang hanya 15 orang ini kini PASTAMA dapat menurunkan tiga peleton penuh ( satu pasukan putra dan dua pasukan putri) sungguh peningkatan anggota yang cukup pesat. sekarang tinggal mempertahankan kekompakan mereka agar tidak terjadi hal yang sama lagi. dan yang pasti menurukan cara melatih ini kepada pelatih berikut nya agar tidak terjadi lagi pastama yang kekurangan anggota.
               
Disiplin bukan melulu soal salah harus mendapat hukuman, tetapi bagaimana seseorang dapat sadar sikap apa yang harus mereka lakukan saat mereka berada dalam situasi tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar