Minggu, 23 November 2014

Hard News Kegiatan Luar Kampus : "LBB Merah Putih XVII PPI kota Jogjakarta"





Dalam rangka memperingati hari ulang tahun XXI, Purna Paskibra Indonesia kota Jogjakarta mengadakan kegiatan rutin yaitu lomba baris berbari (LBB) yang di berinama LBB “Merah Putih”. Kegiatan ini rutin di adakan pada bulan november di setiap tahun nya. LBB ini di ikuti oleh seluruh sekolah dari tingkat SMP hingga SMA yang ada di kota Jogjakarta. Dan saat ini merupkan tahun ke 17 dalam pelaksanaan nya. tahun ini kegiatan ini di laksanakan pada hari Minggu, 9 November 2014.
                Panitian dari acara ini sudah dapat di pasti kan anggota PPI dari yang baru saja terpilih hingga yang sudah senior. Selain itu kegiatan ini juga di bantu oleh angkatan darat untuk menjadi juri dalam acara ini. lomba yang di adakan di dalam kompleks balai kota Jogjakarta ini cukup mendapat perhatian baik dari sekolah yang ada di Jogjakarta mengingat ini merupakan agenda rutin dan menjadi perlombaan bergengsi dalam hal baris berbaris.
                Di ikuti 27 pasukan putri 20 pasukan putra tingkat SMP dan 43 pasukan putri dan 34 pasukan putra di tingkat SMA cukup menjadikan balaikota penuh di padati siswa siswi yang mengikuti acara ini. Terdapat tiga pos dalam lomba kali ini. seperti biasa pos pertama berukuran 5 x 16 meter dan terdapat 13 gerakan dasar. Yaitu gerakan yang hanya berdiam di tempat saja. dalam pos ini pasukan di beri waktu 4 menit untuk menyelesaikan semua materi nya. di lanjutkan dengan 12 materi di pos ke dua. Dengan ukuran lapangan 5 x 20 meter dan durasi waktu 5 menit pasukan di harapkan dapat melakukan gerakan lanjutan yaitu dari berhenti menjadi bergerak dan dari bergerak menjadi berhenti. Pos terakhir dalam lomba ini memiliki lapangan yang cukup luas yaitu 20 x 20 meter. Dalam pos ini terdapat 10 materi yang harus di selesaikan yaitu dari gerak ke gerak tanpa berhenti terlebih dahulu.  Selain pasukan komandan juga memiliki penilai khusus dalam perlombaan ini. yaitu penguasaan materi, penguasaan lapangan, teknik pengucapan materi hingga ke sikap saat melakukan komando atau saat laporan.
                Dalam perlombaan kali ini SMP Negeri 9 berhasil menyabet juara pertama baik peleton putra maupun peleton putri. Sedangkan Shiatia Nurulita komandan dari SMP Negeri 5 lah yang mendapat peringkat pertama dalam pasukan puteri dan Huda nurmada dari SMP Negeri 9 mendapat peringkat pertama komandan putera tingkat SMP. Tingkat SMA, SMA Negeri 3 lah yang memperoleh peringkat pertama di dalam perlombaan kategori SMP baik pasukan Putera maupun pasukan Puteri. Komandan putera SMA terbaik di peroleh Hafis Ihsan Nudin dari SMA Negeri 2 Yogyakarta dan Agnes Vidita A sebagai komandan terbaik Puteri dari SMA Negeri 9 yogyakarta.

Pengalaman Pribadi: "Dispilin Tidak Berarti “Menghukum”




                Peleton Inti (TONTI) selalu identik dengan yang nama nya DISIPLIN tinggi. Menjadi anggota TONTI berarti harus siap di didik untuk menjadi generasi Disiplin tinggi dan cinta Tanah Air. Kegiatan  yang di jalan kan anggota TONTI selalu berhubungan dengan kedisiplinan dan selalu di tanam kan rasa cinta tanah air. Semua orang tahu bahwa TONTI memang lah suatu kegiatan esktra pilihan di beberapa sekolah yang memiliki gengsi yang cukup tinggi. Jika seseorang ingin bergabung di dalam Pasukan Pengibaran Bendera Pusaka (PASKIBRAKA), Tonti lah satu-satu nya ekstra yang dapat mengantarkan mereka meraih keingininan menjadi Paskibraka.
                Kedisplinan tinggi dalam barisan menjadikan tonti identik dengan banyak nya hukuman di setiap latihan nya. hukuman dalam tonti ini selalu beralasan untuk mempertegas pasukan atau menjadikan pasukan lebih disiplin. Pendapat yang kurang tepat jika di terpakan kepada remaja saat ini. mengingat remaja saat ini semakin di kerasi atau banyak di hukum mereka semakin malas untuk mengikuti kegiatan ini. sebagai contoh saya sempat melatih di beberapa sekolah yang kekurangan anggota tonti nya. setiap saya datang dan menanyakan “ Kenapa teman-teman nya peda keluar” alasan mereka selalu sama “ Terlalu banyak di hukum kak. Ketahuan orang tua mereka lalu tidak dapat ijin untuk mengikuti tonti lagi”. Dapat kita simpulkan bahwa hukuman sudah tidak lagi mempan di tujukan kepada anggota tonti jaman sekarang.
                Belajar dari pengalaman ini, tercetuslah pola latihan baru yang di nilai lebih efektif yaitu tidak terlalu banyak menghukum tetapi menjadikan lathihan ini menjadi penuh tanggung jawab dari anggota. Setiap kesalahan yang di lakukan anggota cukup di tegur dan di ingatkan berulang kali. Lebih sering mengajak ngobrol pasukan dan mengoreksi kesalahan mereka dengan sabar jauh lebh bermafaat di bandingkan dengan langsung menghukum mereka. Selain itu hukuman diringkas di akhir latihan. Tidak perlu banyak mungkin cukup satu seri (sepuluh kali melakukan gerakan). Hal ini bertujuan agar anggota tidak menguraas tenaga saat sedang latihan.
                Berikan rasa tanggung jawab penuh pada anggota untuk tetap berada di TONTI dan mau menjadi lebih baik. Hal ini dapat menanamkan rasa cinta anggota kepada tonti. Tanpa di paksa dan diminta hadir mereka dengan sadar langsung berkumpul untuk latihan. Selalu memberi pujian dan selalu mengucapkan terimakasih di akhir latihan yang di laksanakan. Memberi pujian atas kemajuan di setiap latihan nya dapat menjadikan anggota tonti semakin semangat untuk lebih baik dari latihan sebelum nya. selain itu  memuji juga berarti kita menghargai kehadiran mereka hari itu. Semakin mereka merasa di harga semakin mereka akan cinta kepada tonti dan menjadikan mereka enggan meninggalkan tonti. Mengucapkan terimaksih di setelah latihan cukup menjadikan anggota merasa di anggap hadir di situ dan menjadikan mereka lebih merasa dekat dengan kita karena setiap hal yang mereka lalui kita selalui hargai mereka. Memberi pengertian kepada anggota untuk menghargai siapapun yang sedang berbicara di depan mereka. menghargai orang yang sedang berbicara di depan cukup menjadikan mereka anggota yang memperhatikan apapun yang di sampaikan pemateri.
                Semua hal di atas sudah saya terapkan hampir satu tahun ini di SMP Muhammadiyah 1. PASTAMA, nama dari pasukan tonti yang ada di sana. Pertama kali saya datang kesana, anggota tonti tidak pernah lebih dari 5 trio atau 15 orang plus satu komandan. Sungguh keadaan yang sangat kritis dalam organisasi ini. iya mereka semua keluar dengan alasan hukuman. Sebagai pelatih baru saya mendapat wejangan agar tidak terlalu banyak menghukum mereka seperti pelatih sebelum nya. Belajar dari sini saya mulai mencari pola melatih baru. Disiplin tanpa menghukum, dan metode ini cukup di bilang berhasil dalam mengumpulkan anggota pastama kembali.
                Memang sempat terjadi beberapa konflik antara anggota terdahulu yang sering di hukum dengan anggota yang saat ini tidak pernah di hukum. Anggota lama merasa yang sekarang terlalu di manja saat latihan. Tapi hal ini cukup dapat di lihat perbedaan nya. saat saya gabungkan anggota ang sering  latihan tanpa di hukum tapi penuh dengan disiplin tinggi dengan anggota lama yang selalu di hhukum di setiap latihan nya. anggota baru cukup disiplin diam di dalam pasukan, gerakan satu pasukan kompak, menghargai komandan atau pelatih saat berbicara di depan. Anngota lama lumayan banyak mengobrol dalam pasukan, tidak memiliki kekompakan di dalam satu pasukan, dan saat komandan memberi materi mereka ikut berbicara sendiri didalam pasukan. Selain itu di kelas saat pelajaran berlangsung mereka juga jauh lebih konsentrasi dan memperhatikan guru. Dan hal ini juga yang mendapat perhatian dan pujian khusus dari pihak guru di SMP Muhammadiyah 1.
                Dari beberapa fakta di atas dapat di simpulkan bahwa tidak perlu menghukum untuk mendapat pasukan yang kompak dan disiplin. Cukup dengan di tegur dan di jelaskan kembali bagaimana gerakan yang benar. Dari anggota tonti yang hanya 15 orang ini kini PASTAMA dapat menurunkan tiga peleton penuh ( satu pasukan putra dan dua pasukan putri) sungguh peningkatan anggota yang cukup pesat. sekarang tinggal mempertahankan kekompakan mereka agar tidak terjadi hal yang sama lagi. dan yang pasti menurukan cara melatih ini kepada pelatih berikut nya agar tidak terjadi lagi pastama yang kekurangan anggota.
               
Disiplin bukan melulu soal salah harus mendapat hukuman, tetapi bagaimana seseorang dapat sadar sikap apa yang harus mereka lakukan saat mereka berada dalam situasi tertentu.

Sabtu, 01 November 2014

Review buku “Agar Menulis-Mengarang Bisa Gampang” karya Andiras Harefa




Identitas buku :
1.      Judul               : Agar Menulis-Mengarang Bisa Gampang
2.      Pengarang       : Andrias Harefah
3.      Penerbit           : PT. Gramedia Pusaka Utama
4.      Tahun Terbit    :
a.       Cetakan pertama   : Februari 2002
b.      Cetakan ketiga      : Februari 2003
c.       Cetakan keempat  : Maret 2007
5.      Jumlah halaman: 120 halaman

Menulis bukan lah suatu kegiatan yang sudah terbiasa kita lakukan sejak kita duduk di bangku Sekolah Dasar. Kegiatan yang menulis sangat lah berbeda dengan kegiatan lain yang dapat kita lakukan tanpa mencoba. Jika kita ingin menjadi seorang penulis yang handal kita harus mau untuk menulis terus menerus. Karena untuk menjadi penulis amunisi pertama nya adalah niat dan tekat untuk terus menulis apapun alasannya. Walaupun tetap saja cara paling mudah untuk kita cepat pandai menulis adalah praktek menulis. Menjadi pribadi yang mempunyai motivasi diri yang baik untuk terus menjadi penulis juga dapat menjadi amunisi kuat untuk menjadi seorang penulis.
Membaca 44 buku, hal ini bertujuan agar kita semakin memiliki amunisi yang kuat dalam menulis suatu karya. Hal ini terbukti dari hasil rest yang di lakukan pengarang kepada skripsi mahasiswa strata satu yang kurang lebih nya membaca 44 buku selama proses pembuatan skripsi nya. Dan Skripsi merupakan karya tulis yang memiliki kesulitan jauh lebih tinggi di banding kan dengan sekedar ilmu pengetahuan popular seperti buku ini. Membaca adalah asupan makanan bagi seorang penulis. Jadi untuk menjadi penulis yang hebat kita harus sering membaca tentang apa yang ingin kita tulis kan.
Menulislah dalam suasana hati yang senang atau sedih sekali. Suasana hati juga dapat mempengaruhi kita dalam menuliskan suatu karya tulis kita. Hal ini dapat menjawab pertanyaan untuk “Memulai nya dari mana ?”. dengan suasana hati yang senang atau sedih kita akan dapat dengan mudah menuangkan semua yang ada di pikiran kita kedalam tulisan. Harus fokus pada satu bahasan pokok yang akan kita tulis. Terkadang dalam proses penulisan sering kali fokus kita terpecah dengan hal-hal yang hampir sama dengan hal yang kita tulisa hal ini sering mengakibatkan postingan kita terkesan tidak fokus dan kurang menarik.
Ide dapat muncul dimana saja. terkadang ide sering muncul di tempat-tempat yang tidak terduga. Seperti di toilet misal nya. di toilet biasa nya orang memiliki tingkat konsentrasi tinggi. Hal ini yang menyebabkan ketika di dalam toilet sering muncul ide-ide baru untuk kita eksekusi. Dan jika ide itu di biar kan begitu saja maka ide itu akan menguap bersama udara. Jika anda termasuk orang yang memiliki ingatan yang cukup baik, tidak perlu bersusah payah mencatat ide yang anda temuka. Berbeda dengan si pelupa, yang bisa saja dalam waktu itungan detik ide nya menguap. Si pelupa ini lebih baik selalu menyediakan alat catat baik manual maupun elektronik.unutk jaga-jaga kalau tiba-tiba si ide muncul agar tidak hilang bersama udara.
Menulis Merupakan suatu kegiatan yang akan terasa mudah jika kita sudah memiliki semua amunisi nya. baik dari niat, ide, tekat, komitmen, hingga saat eksekusi penulisan. Teruslah menulis setiap saat hingga menjadi penulis yang handal. Kaarena hanya dengan membaca buku, dan mendapat teori tentang menulis saja tanpa praktek, seseorang tidak akan mampu menjadi penulis.
Penulis buku ini menggunakan kosa kata yang lebih popular sehingga mudah di pahami oleh pembaca. Menuliskan ilustrasi penulisan yang sering di lakukan penulis seperti yang terdapat pada bab 16. Memulai dari mana. Pada bab ini penulis menunjukan bahwa beliau menulis dari bagian bawah bukan dari judul. Penyampaian materi yang santai menjadi kan pembaca lebih enjoy dan tidak merasa sedang di gurui oleh penulis dalam hal belajar menulis.

“Anda tidak akan bisa menjadi penulis hanya dengan membaca buku ini. karena bekajar menulis atau mengarang adalah Praktek. Dengan melakukan nya anda akan menjadi bisa”-Andrias harefa