“Jika anda berada
di suatu tempat yang penduduk nya ramah dan berlimpah makanan nikmat dengan
harga murah berarti anda sedang berada di kota Jogjakarta”
Kalimat tersbut sudah cukup menjelaskan bahwa kota Jogjakarta
merupakan kota wisata yang menduduki peringkat ke dua setelah Bali di
Indonesia. Memiliki objek wisata yang sangat beragam menjadikan kota ini tidak
pernah sepi pengunjung. Kota yang di dalam nya terdapat banyak budaya yang
dapat hidup berdampingan ini memang selalu menjadi pengisi daftar liburan
masyarakat lokal maupun manca Negara. Menjadi kota yang selalu di kunjungi
wisatawan setiap saat, kota ini masih memiliki beberapa pekerjaan rumah untuk
berbenah diri.
Kota wisata yang menawarkan banyak pilihan wisata ini
dapat di sebut sebagai surga nya para wisatawan. Objek wisata yang di tawarkan
kota ini terdapat beberap macam seperti wisata belanja murah meriah hingga
mahal dan berkelas, wisata kuliner dari pagi hari sampai tengah malam, wisata
alam dari pegunungan hingga laut, dan wisata edukasi dari bangunan bersejarah,
museum, hingga wahana pendidikan. Wisatawan dapat dengan bebas memilih tujuan
wisata mereka sesuai dengan yang mereka inginkan. Kota wisata tidak hanya dapat
di nilai dari objek wisatanya saja tetapi juga harus memperhitungkan lahan
parkir, hotel, dan juga transportasi umum yang menunjang para wisatawan.
Jogjakarta dapat di kategorikan kurang mampu menyandang kota wisata jika di
perhatikan dari beberapa aspek tersebut.
Lahan
parkir yang sangat sulit di setiap objek wisata perlu sekali menjadi perhatian
pemerintah Jogjakarta. Memasuki musim liburan, jumlah wisatawan dapat melunjak
dua bahkan tiga kali lipat dari hari biasa. Kebutuhan akan lahan parkir juga
tentu saja juga meningkat. Bayangkan jika ingin ke malioboro saja wisatawan
harus menempuh jarak kurang lebih 2 km karena parkir bis yang tersedia cukup
jauh dari malioboro. Hal ini jelas sekali mengganggu kenyamanan wisatawan.
Belum sampai objek wisata sudah lelah terlebih dahulu. Parkir pada bahu jalan,
hal ini jelas sangat mengganggu kelancaran lalulintas menuju lokasi wisata dan
dapat menimbulkan kemacetan. Selain jarak lahan parkir yang jauh, tarif yang di
berikan tanpa pengawasan pihak berwenang juga cukup mengganggu. Tarif yang di
berikan tidak masuk akal, seperti tarif parkir di jalan mangkubumi (samping
PLN) mobil di kenakan tarif Rp.30.000. jelas saja itu dari aturan yang sudah
tertera jika tarif parkir mobil hanya kisaran Rp.2000 hingga Rp.3000. hal ini
jelas sekali menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah kota Jogjakarta untuk
meningkatkan kenyamanan dan kesan baik di mata wisatawan.
Pembangunan
hotel yang cukup marak masih di nilai kurang cukup menampung wisatawan yang
berkunjung di kota ini. wisatawan biasanya lebih memilih hotel dengan standart
kelas melati hingga bintang 3 saja. hal ini di karenakan lebih hemat biaya dan
biasanya wisatawan juga jarang tinggal di dalam hotel sehingga percuma jika
memilih hotel dengan segala fasilitas. Pembangunan hotel yang dilakukan di kota
ini justru semakin marak adalah hotel dengan bintang 3 atau lebih dengan segala
fasilitas tetapi jauh dari objek wisata. Hal ini mengakibatkan wisatawan sering
kehabisan penginapan dengan harga ekonomis.
Transportasi
umum yang cukup memadahi dan juga terdapat dalam jumlah yang banyak juga dapat
membantu wisatawan betah berada di kota Jogjakarta. Jogjakarta memang sudah
memiliki banyak armada taksi, banyak armada bus kota baik dari koperasi
angkutan umum hingga transjogja dan juga memiliki banyak transportasi
tradisional. Hal ini dapat di nilai masih sangat kurang untuk memenuhi lonjakan
wisatawan saat musim liburan. Seperti saat libur sekolah bersamaan dengan libur
natal dan pergantian tahun trans Jogja yang biasa nya dapat di prediksikan
setiap lima belas menit sampai di shalter tertentu, saat liburan trans Jogja
dapat telat hingga satu jam antar armada yang ada. Hal ini menyebabkan
penumpukan penumpang di shalter menunggu bus dan sering terjadi saat armada
melalui shalter tersebut sudah dalam keadaan full dan tidak dapat mengangkut
lagi penumpang.
Becak
dan andong yang memasang tarif sangat tinggi. Permasalahan ini jelas sudah
menjadi rahasia umum lagi. saat musim liburan seperti saat ini, becak dan
andong memasang tarif yang sangat tinggi bagi para wisatawan. Hal ini jelas
dapat merugikan wisatawan dan menjadikan wisatawan kapok untuk berkunjung lagi
di ke Jogjakarta.
“Kapok
saya disini, baru juga duduk di atas becak dan tukang becak nya bilang sudah
sampai. Padahal saya bayar Rp.30.000 ternyata jarak nya hanya dekat” ini
merupakan komentar dari wisatawan asal jakarta tentang tarif becak yang luar
biasa mahal dan tidak masuk akal. Jika di hari biasa dan menggunakan logat khas
Jogjakarta uang Rp.30.000 bisa di gunakan untuk menaiki becak dari Jalan Dagen
hingga kisaran jarak 5km. Jelas sekali hal ini dapat memberikan kesan buruk
bagi wisatawan tentang liburan nya di Jogja.
Tranportasi
menuju objek wisata ternama sangat kekurangan armada. transJogja merupakan
satu-satu nya bus umum yang dapat dengan mudah mencapai candi prambanan dengan
menggunakan satu bis saja dari malioboro. Hal ini jelas selalu menjadikan jalur
ini penuh penumpang. Dengan jumalh armada yang sedikit hal ini cukup membuat
wisatawan sedikit kecewa karena harus menunggu lama dan belum tentu mendapat
tempat duduk untuk perjalanan nya. Selain menuju prambanan, transportasi umum
menuju pantai di daerah bantul juga sangat terbatas. Tidak hanya armada nya
tetapi juga waktu nya, jurusan Jogja-parangtritris hanya melayani penumpang
hingga pukul 17:00 WIB saja jika lebih resiko penumpang di turunkan sebelum
tujuan nya. dan tidak terdapat transportasi menuju pantai di kawasan wonosari
dan sekitar nya juga menghambat wisatawan yang datang tanpa transportasi
pribadi.
Menjadi
kota wisata yang selalu masuk dalam daftar liburan masyarakat lokal maupun
manca negara seharusnya Jogjakarta berbenah diri kembali tentang beberapa hal yang
sudah saya contohkan. Mengingat bahwa hanya memiliki objek wisata beragam saja
tetapi tidak memiliki fasilitas mendukung itu tidak akan cukup untuk menarik
wisatawan datang untuk ke dua kali nya ke kota ini. jadikan kota ini terus
nyaman bagi wisatawan dan dapat mengajak wisatawan untuk datang lagi, lagi, dan
lagi karena Jogjakarta ISTIMEWA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar